GANGGA SUNGAI SUCI UMAT HINDU
Orang Hindu percaya dengan kesucian sungai Gangga. Terlepas dari bersih,
indah atau bahkan kotornya pemandangan yang mengitari sekelilingnya, atau di
dalam sungai sekalipun. Karena kepercayaan itulah maka pandangan negatif yang
berbau tidak sedap, tidak menggoyahkan penilaian maupun mengurangi keimanan
seseorang. Ini hanya sekedar penyampaian pesan agar kita semua memiliki
keimanan yang kuat akan segala hal yang sudah kita yakini, tanpa meninggalkan
sisi ilmiahnya.
Disini akan diberikan contoh orang dari luar India, yang mengadakan
penelitian dan hidup di tepian sungai suci Gangga.
Dr. D.Herelle Seorang dokter bangsa Perancis yang terkenal, suatu hari
melihat sendiri, mayat-mayat mengambang di Sungai Gangga. Mayat-mayat yang
bergelimpangan di sungai itu, merupakan korban-korban keganasan wabah kolera
dan desentri. Di hilir tidak jauh dari mayat-mayat yang menjijikkan itu,
dilihat pula oleh Dr. D. Herele, orang-orang mandi dengan asyiknya. Malahan
diantara mereka ada yang meminum air sungai tanpa merasakan jijik. Tetapi
mengapa mereka tidak ketularan kolera dan desentri yang kejam itu? Aneh! Dr. D.
Herele, yang tahu betul tentang medis sangat keheranan menyaksikan keajaiban
dunia yang satu ini.
Sebagai seorang ilmuwan, dokter Prancis itu terpanggil untuk
menyelidikinya. Ia pulang, kemudian mengumpulkan kuman-kuman itu dibawanya ke
tepian Sungai Gangga. Dan dicampur dengan air Sungai Gangga yang telah
diambilnya dengan gelas. Terkejutlah! Dokter itu keheranan. Ternyata, dalam
waktu yang relative singkat, kuman-kuman kolera dan desentri itu mati.
Penyelidikan pun dilanjutkan. Dr. D. Herelle mendekati mayat-mayat yang
mengambang di Sungai Gangga. Dengan menggunakan mikroskopnya mulai
penyelidikannya yang kedua. Terlihatlah olehnya, ternyata kira-kira setengah
meter dari mayat-mayat itu, tak seekor pun kuman desentri dan kolera yang
hidup. Dari hasil penyelidikkannya Dr. D. Herelle menyatakan, "suatu
mineral yang tak dikenal, yang terkandung oleh air sungai Gangga, bisa membunuh
kuman-kuman penyakit". Lalu diketahui bawa air dari sungai Gangga
mengandung bacteriophage yaitu sejenis virus atau parasit yang dapat membunuh
bakteri (bacteria eaters; phagos= to eat)
Dr. G.E. Nelson, yaitu seorang dokter berkebangsaan Inggris, juga
mengadakan penyelidikan. Ia membuktikan, bahwa kapal-kapal yang berlayar dari
Calcutta, pelabuhan India paling timur, yang menuju Inggris, mengambil air
perbekalannya dari Sungai Hugli. Sungai Hugli, adalah suatu muara Sungai Gangga
yang airnya paling kotor. Walau kapal-kapal itu berlayar berbulan-bulan,
ternyata air yang dibawanya masih segar, tidak berbau. Sedangkan kapal-kapal
yang berlayar dari Inggris menuju India, mengambil air perbekalan dari
Pelabuhan Inggris, setelah kapal-kapal itu berlayar selama satu minggu,
setibanya di pelabuhan India terbarat, Bombay air perbekalannya sudah berbau
busuk, tidak dapat diminum lagi, walaupun air perbekalan itu telah diganti
terusan Suez atau di Aden (Laut merah). Dari hasil penyelidikannya itu Dr. G.E.
Nelson berpendapat, "Air sungai Gangga, mengandung anasir-ansir, yang tak
dikenal, sehingga air itu tahan berbulan-bulan". Bahkan telah dibuktikan,
bahwa air Sungai Gangga itu dapat bertahan bertahun-tahun.
Seorang sarjana Amerika yang berasal dari Kanada, Dr. F.G. Harrison, juga
mengadakan penyelidikan terhadap keajaiban Sungai Gangga. Setelah melakukan
penyelidikan, Ia berkata: "Suatu keajaiban alam yang belum dapat
diterangkan. Ternyata, kuman-kuman kolera dan lain-lainnya, mati dengan
cepatnya, setelah dalam air sungai Gangga. Anehnya, khasiat pembunuh kuman dari
Sungai Gangga itu, akan hilang, jika air itu dimasak. Dan jika air Sungai
Gangga dicampur dengan air lain, air sumur ditepian Sungai Gangga sekalipun,
dengan seketika kuman-kuman penyakit tidak mati malah akan berkembang biak
dengan cepatnya."
Seorang dokter Prancis yang paling laku di negerinya, memilih tinggal di
tepi Sungai Gangga. Ia meninggalkan negerinya, setelah mengetahui Khasiat dari
Sunga Gangga. Dan kini, ia menjadi sorang sadhu, orang suci Hindu.
Seorang Amerika, yang baru mendapat title doktor dalam filsafat dari
Benares Hindu University (BHU) sejak menulis thesisnya, ia meninggalkan asrama
walaupun asrama itu mewah. Ia memilih hidup di sebuah perahu, yang mengambang
ditepian Sungai Gangga. Kalau ia mandi, tidak pernah memakai sabun.
"Percuma", katanya. Ia percaya bahwa air Sungai Gangga saja sudah
membunuh segala kuman yang mungkin ada di badan.
Kalau mau nambahi, silakan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar